Senin, 18 Juni 2012

perubahan suhu ikan (fisiologi biota akuatik)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam dunia perikanan khususnya budidaya ikan, peranan aklimasi ataupun aklimatisasi pada ikan sangat diperlukan guna pencapaian hasil yang diharapkan. Aklimatisasi dan aklimasi merupakan penyesuaian habitat ikan terhadap lingkungan baik pada salah satu parameter maupun beberapa parameter kualitas air. Namun secara umum bila dilihat dari perkembangan khususnya pada petani-petani ikan senantiasa cenderung mengabaikan akan peranan aklimatisasi maupun aklimasi pada ikan yang dibudidayakan sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan ikan yang dibudidayakan pengaruhnya adalah pada skala produksi, dengan adanya penurunan produksi akan menyebabkan kerugian pada usaha tani ikan dalam pembudidayaan yang digeluti. Terabaikannya peranan aklimatisasi dan aklimasi ini sangat berpotensi besar dalam menghambat perkembangan dan pertumbuhan ikan, bila hal ini terus menerus terjadi tidak menutup kemungkinan ikan yang dibudidayakan akan mengalami stres dan meningkatkan mortalitas yang tinggi pada usaha budidayaikan. Untuk itu guna mengantisipasi diharapkan bagi para petani khususnya petani ikan agar lebih dapat memahami dan mengetahui akan pentingnya peranan aklimatisasi dan aklimasi pada beberapa parameter kualitas air.
Dengan demikian, Fisiologi di defenisiskan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Untuk itu kami melakukan pengamatan terhadap ikan tawes untuk melihat adaptasi fisiologi biota akuatik terhadap perubahan suhu lingkungan khususnya pada air es. Oleh karena itu, Fisiolgi mencoba meneragkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan.



1.2  Tujuan praktikum
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk
1.      Melakukan percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap reaksi fisioogi ikan tawes.
2.      Mempelajari mekanisme adaptasi ikan terhadap perubahan suhu lingkungan
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme adaptasi yang di lakukan oleh ikan tawes pada perubahan lingkungan.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Fisiologi
Fisiologi dapat di defenisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi mencoba menerangkan faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan.
Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologi yang tidak di miliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan di sesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misalnya, ikan memiliki kemampuan untuk mendeteksi kekuatan dan arah arus air karena memiliki memiliki organ yang di kenal dengan linea lateralis. Contoh lain, perbeedaan konsentrasi antara medium tempat hidup dan konsentrasi cairan tubuhnya.
Ikan secara fisiologi memiliki kemampuan untuk mempertahankan agar suhu tubuhnya tetap hangat (endotermi) contohnya pada ikan-ikan pelagis besar (Tuna), namun sebagian besar ikan bersifat poikiloterm yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan. Ikan tidak dapat mempertahankn temperatur tubuh yang berbeda dengan lingkungan, karena sistem pergerakan panas dalam otot-ototnya sebanding dengan pergerakan yang melalui insang. Sebagian besar panas dalam darah di transfer ke otot melalui pembuluh arteri yang merupakan tempat pertukaran panas. Agar suhu tubuhnya  tetap stabil, ikan melakukan adaptasi fisiologi melalui pergerakannya, misalnya diurnal, nocturnal, musiman dll. Apabila di suatu daerah suhu airnya menjadi hangat, maka ikan-ikan akan bergerak ke bawah, kebagian yang lebih dingin atau bermigrasi ke tempat lain. Demikian pula sebaliknya.



2.2 Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
a)      memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
b)      mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
c)      mempertahankan hidup dari musuh alaminya bereproduksi.
d)     merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Dalam beradaptasi, hewan memiliki toleransi dan resistensi pada kisaran :
v  Zona Lethal 
Kisaran ekstrim dari variabel lingkungan yang menyebabkan kematian bagi organisme.
v  Zona Organisme
Kisaran intermedier dimana suatu organisme dapat hidup.

2.3 Jenis Adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu: Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak. Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.





Jenis-jenis dan Macam-macam Adaptasi
1.      Adaptasi Morfologi  
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
2.      Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
3.       Adaptasi Tingkah Laku 
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku /  perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnyadengan tujuan untuk menyembunyikan diri.




















BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat di laksanakan praktikum Fisiologi Biota akuatik pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2012 pukul 07.00-09.00 Wita yang berlokasikan di RK III Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo.

3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan pda praktikum ini adalah :
No
Alat
Bahan
1
2 buah toples
Ikan
2
Thermometer
Air tawar
3
Timer/stopwatch
Air es
4
Alat tulis menulis

5
Kamera

Tabel 1. Alat dan Bahan

3.3  Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang di lakukan yaitu:
a.       Siapkan 2 buah wadah (toples) yang berisi media air yang sesuai dengan habitat organisme di uji
b.      Memasukan hewan di uji pada msing-masing toples ukur suhu air dan amati tingkah laku organisme di dalamnya.
c.       Secara bertahap lakukan perubahan suhu media tersebut dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit air es batu untuk penurunan suhu. Ukur suhu media (perubahan suhu yang di lakukan setiap 10 menit)
d.      Amati tingkah laku hewan uji setiap waktu tertentu dan catat perubahan ang terjadi.
e.       Hentikan perubahan suhu setelah organisme uji mati atau pingsan dan ukur berapa suhu media hidup organisme.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang di dapat dari praktikum adaptasi fisiologi biota akuatik terhadap perubahan suhu lingkungan.
No
Waktu
Suhu
Hasil Pengamatan
1
0
30 oC
Tingkah laku Ikan terlihat tenang dan dalam keadaan normal
2
5 menit
25 oC
Ikan mulai naik ke atas untuk mengambil oksigen
3
10 menit
20 oC
Ikan berada di permukaan untuk mengambil oksigen
4
20 menit
15 oC
Ikan berkumpul  dan diam dipinggiran toples
5
30 menit
10 oC
Keseimbangan ikan mulai berkurang, ikan mulai stres, terlihat gelisah
6
40 menit
5  oC
Ikan terlihat mabuk, dan ikan mati.
Tabel 2. Hasi Pengamatan Perubahan Suhu
4.2 Pembahasan

4.2.1 Klasifikasi Ikan Tawes
Ikan Tawes merupakan salah satu ikan asli negara Indonesia yang, banyak ditemukan di Pulau jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes memiliki nama ilmiah Puntius javanicus. Namun, berubah menjadi Puntim gonionotus, dan terakhir berubah menjadi Barbodes gonionotus. Berikul ini klasifikasinya secara lengkap.
Pyllum             :           Cordata
Kelas               :           Actinopterygii
Ordo                :           Cypriniformes
Famili              :           Cyprinidae
Genus              :           Barbodes
Species            :           Barbodes gonionotus
Nama Lokal    :           tawes, taweh atau tawas, lampam jawa

Ikan tawes memiliki daging yang kenyal dan sedikit lemak. Ikan ini merupakan salah satu ikan asli Indonesia terutama pulau jawa, maka nama latinnya adalah Puntius Javanicus. Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai dan rawa – rawa dengan lokasi yang disukai adalah perairan dengan air yang jernih dan terdapat aliran air, mengingat ikan ini memiliki sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen. Jika ditempatkan dalam air yang miskin oksigen ia dengan mudahnya mati. Dengan suhu tropis 22 – 28°C, serta pH 7. Ikan ini dapat ditemukan di dasar sungai mengalir pada kedalaman hingga lebih dari 15 m, rawa banjiran dan waduk. Ikan tawes adalah termasuk ikan herbivore atau pemakan tumbuhan(Kotelat et al., 1993).
4.2.2 Pengaruh Perubahan Suhu (air es) pada Ikan Tawes
Pada praktikum yang kami lakukan pengaruh perubahan suhu terhadap reaksi fisiologi ikan pertama menyediakan alat dan bahan kemudian wadah yang berisikan ikan tawes dan media air yang di sesuaikan dengan habitat organisme. Kita mengukur suhu utama ikan tawes air tawar  pada waktu 0 dengan suhu 30 oC hasil pengamatan pada tingkah laku ikan tawes adalah ikan dalam keadaan tenang dan terlihat normal. Kemudian secara bertahap melakukan perubahan suhu media tersebut dengan di tambahkan sedikit demi sedikt es batu untuk penurunan suhu perubahan suhu yang di lakukan setiap 10 menit. Dengan waktu 5 menit dan dengan suhunya 25 oC hasil pengamatn tersebut Ikan mulai naik ke atas untuk mengambil oksigen. Dan Ikan berada di permukaan untuk mengambil oksigen pada suhu 20 oC dengan di tambahkannya lagi es batu, mengingat ikan tawes ini adalah ikan yang termasuk membutuhkan banyak oksigen.  Pada waktu 20 menit dengan suhu 15 oC ikan berkumpul dan diam pada pinggiran toples. Tingkah laku pada ikan tawes dengan menambahkan es batu sampai dengan suhu 10oC  pada waktu 30 menit hasil pengamatan kami yaitu keseimbangan ikan mulai berkurang, ikan mulai stres dan terlihat gelisah. Tingkah laku pada ikan tawes dan dengan suhu 5 oC ikan terlihat mabuk dan ikan mati. Itulah hasil pengamatan penyesuaian diri atau adaptasi ikan tawes pada suhu rendah dengan menggunakan es batu.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ikan Tawes merupakan salah satu ikan asli negara Indonesia yang, banyak ditemukan di Pulau jawa. Hal ini juga yang menyebabkan tawes memiliki nama ilmiah Puntius javanicus. Namun, berubah menjadi Puntim gonionotus, dan terakhir berubah menjadi Barbodes gonionotus. Berikul ini klasifikasinya secara lengkap.
Pyllum             :           Cordata
Kelas               :           Actinopterygii
Ordo                :           Cypriniformes
Famili              :           Cyprinidae
Genus              :           Barbodes
Species            :           Barbodes gonionotus
Nama Lokal    :           tawes, taweh atau tawas, lampam jawa
Ikan tawes dengan adaptasinya pada hasil pengamatan yang di lakukan, ikan tawes mati pada suhu 5 oC
5.2 Saran
Setelah melakukan pengujian terhadap perubahan suhu lingkungan dengan menggunakan es batu di harapkan para pembudidaya ikan tawes atau ikan air tawar agar lebih memperhatikan adaptasi atau penyesuaian diri ikan air tawar khususnya ikan tawes terhadap perubahan suhunya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik..






DAFTAR PUSTAKA
Berka, R. 1986. The Transpotrt of Live Fish A review. EIFAC Technologi paper FAO 48; 52. FAO.rome Italy.
Fujaya, yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta. Penerbit PT Rineka Cipta
Syamsudin. 2011. Bahan Ajar Fisiolgi Hewan Air. Jurusan Teknologi Perikanan Fak.Ilmu Pertanian. UNG
Satchel, G.H 1991. Physiology and form of  Fish Circulation. Cambridge University press. 235 hal.

Sumber Internet: