Jumat, 16 Maret 2012

Pengujian Angka Lempeng Total ( ALT)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Standar ini menetapkan prinsip pengujian angka lempeng total (ALT) pada produk perikanan termasuk persyaratan peralatan, media dan pereaksi, kondisi media uji. Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan jumlah total mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) pada produk perikanan. Prosedur pengujian dibagi menjadi dua cara yaitu untuk metoda cawan agar tuang/pour plate method dan metoda cawan agar sebar/spared plate method.
 Preparasi contoh menggunakan contoh uji dengan berat < 1 kg; 1 kg - 4,5 kg dan > 4,5 kg. Pembacaan dan perhitungan koloni dibagi dalam 4 kategori, yaitu : 1)koloni dengan jumlah 25 - 250 koloni; 2) koloni berjumlah > 250 koloni; 3) koloni spreader (dibedakan menjadi rantai koloni; spreader yang berasal dari lapisan air antara agar dan dasar cawan dan spreader yang berasal dari lapisan air pada sisi/pinggir cawwan atau permukaan agar) dan 4) jumlah koloni < 25 koloni atau tanpa koloni. Pelaporan, keamanan dan keselamatan kerja juga diatur dalam SNI ini.

1.2         Tujuan
v  Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengujian Alat Lempeng Total dengan benar.
v  Dengan adanya praktikum ini kita bisa mengetahui mutu ikan dalam ikan cakalang asap.
v  Menambah pengetahuan tentang bakteri-bakteri yang ada dalam ikan cakalang asap dengan menggunakan pengujian Alat Lempeng Total.
v  Untuk mengetahui apakah hasil dari pengujian mikrobiologi pada sampel ikan cakalang asap telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh SNI.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Uji mikrobiologi
Laboratorium mikrobiologi adalah tempat untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti penelitian dan pengujian secara mikrobiologi yang kegiatannya selalu berhubungan dengan mikroorganisme patogen dan non patogen. Laboratorium yang digunakan untuk pengujian mutu suatu produk pada umumnya bertujuan untuk
mendeteksi cemaran bakteri atau jamur yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Oleh karena itu untuk memperoleh ketelitian dan ketepatan hasil pengujian di laboratorium mikrobiologi perlu cara kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di laboratorium mikrobiologi.
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indicator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menetukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).
Pengujian mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan. Parameter uji mikrobiologi pada mayonnaise dan kecap yang dipersyaratkan sesuai Standar Nasional Indonesia meliputi Angka Lempeng Total, MPN Coliform, uji Salmonella, uji Eschericia coli, uji MPN Eschericia coli, dan uji Angka kapang.

2.2       Uji Angka Lempeng Total
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2008).
Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Tri Phenyl tetrazalim Chlotide 0,5 % (TTC).

Prosedur pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis  Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu dengan cara aseptik ditimbang 25 gram atau dipipet 25 ml sampel ke dalam kantong stomacher steril. Setelah itu ditambahkan 225 ml PDF, dan dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml PDF. Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung PDF pertama, dikocok homogeny hingga diperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6 atau sesuai dengan pengenceran yang diperlukan. Dari setiap pengenceran
dipipet 1ml kedalam cawan petri dan dibuat duplo, ke dalam setiap cawan dituangkan 15-20 ml media PDA yang sudah ditambahkan 1%TTC suhu 45°C. Cawan petri segera digoyang dan diputar sedemikian rupa hingga suspense tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko). Pada satu cawan diisi 1 ml pengencer dan media agar, pada cawan yang lain diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi suhu 35-37°C selama 24-46 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

2.3 Keuntungan Dan Kelemahan dari ALT
Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.
Adapun kelemahan dari metode ini adalah :
1)      Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
2)      Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
3)      Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.
4)      Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
5)      Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih (Buckle, 1987).


























BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1    Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum ini dilaksanakan yaitu : Rabu, 19 Januari 2012. Bertempat di LPPMHP Jalan Brigjen Piola Isa, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

3.2    Alat Dan Bahan
Adapun alat yang di gunakan dalam praktikum mikrobiologi antara lain :
v   Alat

a)      Gelas pyrex
b)      Miker gelas
c)      Spatula
d)     Stirel
e)      Tabung reaksi
f)       Tip
g)      Kertas kap
h)      Alumunium foil
i)        Plastik steril
j)        Bunsen
k)      Stomacher
l)        Incubator
m)    Tabung sterilisasi
n)      Cawan
o)      Finnipet


v    Bahan
a)      Ikan cakalang asap
b)      Alkohol
c)      Media PCA
3.3 Prosedur Praktikum
v  Larutan BFP
ü  Larutan stok KH2PO4 34 gr
Aquades 500 ml
Atur PH 7,2 dengan 1 N NaOH
Tetapkan volume larutan
1 lt 0,6 aqua sterilisasi 15 ml dan Suhu 121 °C.

ü Larutan kerja
10 ml BFP stok dan tetapkan
1 lt 06 aquades sterilisasi
Pada suhu 121 °C
1 N NaOH
NaOH  40,01 gr
Aquades 1lt

Perhitungan ALT :
N=
Keterangan :
N : Jumlah koloni produk
∑ : Jumlah koloni pada cawan
n1: Jumlah koloni cawan pada pengenceranm koloni 1
n2 : Jumlah cawan pada pengenceran 2
Cl : Pengenceran pertama di hitung
                             =               N2 = 3









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
            Adapun hasil yang kami dapat dari praktikum mikrobiologi dengan pengujian Alat Lempeng Total ikan asap berdasarkan tabel  d i antaranya :
Kode contoh
Pengenceran
-1
-2
-3
-4
-5
IA(Ikan Asap)





A

332
314
39
24
B

400
358
48
36
                                    Tabel 1. Hasil ALT Ikan Asap.
Keterangan :
ü  25 – 250 adalah standar untuk pengenceran.
Kesimpulan
ü  24 : standar yang tidak melampaui angka 25.
ü  314, 332,  358, 400 : Tak terhingga karena sudah melewati standar angka 250.
ü  Yang termasuk standar 25 dan 250 adalah 36, 39, 48.

Masukkan ke rumus :
 

 

 
N = 6 x 103 atau 6000 C/gr
Jadi, ikan asap yang kami teliti memenuhi syarat SNI karena standar ikan asap 5,0 x 105.
4.2       Pembahasan
Dalam praktikum mikrobiologi dengan pengujian ALT (Alat Lempeng Total) pada ikan cakalang asap bertempat di LPPMHP, adapun pembahasan yang kami ambil dari hasil praktik yaitu dengan adanya praktik ini kami bisa mengetahui alat apa saja yang di pakai dalam pengujian ALT tersebut. Alat yang di pakai dalam praktik beserta fungsinya yaitu :
ü  Lampu Bunsen berfungsi sebagai  untuk memanaskan media maupun di gunakan untuk membakar jarun
ü  Petri dish berfungfsi sebagai  untuk tempat pertumbuhan  bakteri  pada media \pertumbuham bakteri.
ü  Erlen meyer  berfungsi sebagai tempat sampel/ media yang akan di uji
ü  Finnipet berfungsi sebagai  mengambil larutan dengan jumlah tertentu atau tergantung ukuran fungsinya sama dengan pipet.
Sebelum menggunakan alat ini tangan kita harus di basahi dengan alcohol fungsinya agar tidak ada bakteri yang akan masuk pada saat praktik  berlangsung. Pertama kita menggunakan Finnipet untuk mengambil larutan dengan ukuran 9ml dan di masukkan ke dalam tabung reaksi. Sebelumnya tabung reaksi di beri label dari 10-2 sampai dengan 10-5.
Dalam metode cawan agar, larutan PCA di masukkan ke dalam Erlenmeyer sementara itu aquades terlebih dahulu di ukur dengan menggunakan gelas ukur sebanyak 200 ml kemudian di masukan ke dalam Erlenmeyer tadi lalu di masukan ke dalam stirrer dan di panaskan dalam thermoline dengan suhu 121 oc setelah di panaskan di tutup dengan kapas dan di lapisi dengan alumunium foil.
Aquades di ukur dalam gelas ukur dengan ukuran 25 ml di samping itu Ikan asap di potong kecil-kecil sebanyak 25 gr dengan menggunakan pisau yang sudah di beri alcohol dan di masukkan ke dalam plastic steril di timbang dengan Top Loading Balance Denver Seperti timbangan analitik yang digunakan untuk menimbang sampel yang akan di uji.lalu di campurkan aquades dalam palstik steril yang berisiskan ikan asap kemudian di masukkan ke dalam Laminar Air Flow. Laminar Air Flow yaitu Seperti lemari aseptik yang memiliki ruangan kecil yang digunakan untuk inokulasi (penanaman) mikrobia yang dilengkapi dengan sinar UV.
Erlenmeyer yang sudah di tutup dengan kertas alumunium foil begitu juga dengan finnipet dan cawan di bungkus dengan kertas kap kemudian di masukkan ke dalam tabung sterilisasi dan di tutup dengan rapat agar tidak menguap.  
Setelah 30 menit plastic steril dan alat yang ada pada tabung sterilisasi di keluarkan Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-2 dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung PDF pertama, dikocok homogeny hingga diperoleh pengenceran 10-3. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-5 atau sesuai dengan pengenceran yang diperlukan. Dari setiap pengenceran dipipet 1ml kedalam cawan petri dan dibuat duplo, ke dalam setiap cawan dituangkan 1 ml media PDA yang sudah ditambahkan media PCA suhu 45°C. Cawan petri segera digoyang dan diputar sedemikian rupa hingga suspense tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko). Pada satu cawan diisi 1 ml pengencer dan media agar, pada cawan yang lain diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi dalam Inkubator. Inkubator yaitu Alat yang digunakan untuk inkubasi media pengujian yang suhunya telah diatur. Inkubator Berfungsi untuk menginkubasikan atau mengkondisikan media / kultur pada kondisi terutama suhu tertentu. suhu 35-37°C selama 48 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.











BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan
Pengujian mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan. Parameter uji mikrobiologi pada ikan cakalang asap  yang dipersyaratkan sesuai Standar Nasional Indonesia meliputi Angka Lempeng Total
Dengan pengujian ALT (Angka Lempeng Total) ikan cakalang asap memiliki kode SNI 01-2332.3-2006 yang bertempat di LPPMHP  Jalan Brigjen Piola Isa, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo berdasarkan praktikum kami ikan cakalang asap dari hasil perhitungan jumlah kontaminasi bakteri melalaui uji angka lempeng total pada sampel ikan asap cakalang yaitu 6000 koloni/gram atau 6 x 103 , itu berarti hasil ini sesuai dengan persyaratan yang telah di tetapkan SNI 01-2727-1992 sehingga ikan tersebut masih layak untuk di konsumsi.
 5.2      Saran
1)      Memperhatikan cara penyimpanan baik sesudah ataupun sebelum digunakan agar terhindar dari cemaran baik secara kimia, fisik, maupun mikrobiologi.
2)       Pada saat melakukan pengujian mikrobiologi sebaiknya dilakukan dengan cara aseptis baik penggunaan alat, media, dan penyiapan sampel, untuk meminimalkan kontaminasi agar hasil dari pengujian benar-benar akurat.
3)      Para peserta praktikum terlalu banyak bicara memungkinkan ada bakteri yang masuk pada saat berlangsungnya praktik
4)      Dalam menggoyang cawan seharusnya dengan hati-hati sehingga dalam perhitungan koloni mudah untuk di hitung.
 
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Jutono, J. S, Hartadi, S, Kabirun . S.S, Suhadi, D, Judoro dan Soesanto. 1973. Pedoman PraktikumMkrobiologi Umum. Departemen Mukrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Thayib, S dan Abu Amar. 1989. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Teknologi Indonesia.

Supardi, Imam dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni. Bandung.

Suryani Ani, Erlina Hambali, dan Encep Hidayat.2007. Membuat Aneka Abon. Penebar Swadaya. Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar